Aku shock banget pas tanggal 27 jan 2008 jam 15.30 temen qu Qnan telp dan bilang, “marin, mamaku udah gak ada!!”
Jeder kayak disamber gledhek....
cuz baru siangnya aku jenguk tante rina (mamanya Qnan). walo keadaan beliau memang udah sangat mengkhawatirkan.
Klo aku coba flash back, aku emang cukup deket sama tante rina, secara aku ma Qnan emang deket banget....bahkan mamanya sempet bilang aku adalah temen deket pertama Qnan yang bertahan paling lama. Makanya mamanya mempercayakan anaknya itu sama aku, beliau pernah beberapa kali telpon aku, sekedar curhat tentang hubungan beliau dengan Qnan, anak pertamanya itu.
Aku tau persis gimana sayangnya tante rina ke Qnan, gimana pengorbanan beliau buat kluarganya....dan gimana kerasnya beliau dalam mendidik anak-anaknya.
mungkin hal itu yang kadang disalah-artikan sama Qnan, sampai terjadilah kles diantara mereka.
Aku rasa wajar banget, antara ibu dan anak terjadi salah paham. cuman karena keduanya (menurut aku) cukup ‘keras’ so, salah paham itu makin melebar, dan berakhir tanpa penyelesaian yang pasti. I mean gak ada percakapan serius untuk membicarakan masalah yang sebenarnya.
Aku bingung sama temen baikku satu itu. Qnan memang terlihat sangat tegar, she even doesn’t cry....
Jujur, gw gak bilang itu hebat, tapi weird. Yang meninggal itu mama lho.....orang terpenting bagi hampir setiap makhluk di bumi ini!!!
Ada rasa kehilangan dan ketakutan yang begitu besar yang coba di-denial sama temenqu itu.
Tapi ya sudahlah itu udah jadi pilihan hidupnya. Aku mau bilang apa.
Rasa tidak terima dan kesedihan yang mendalam pasti sedang dirasakan Qnan dan keluarganya. Dia memilih untuk menikmatinya sendiri, bersama dengan setiap pertanyaan yang tak terjawabkan.....
Kematian adalah kehendak Tuhan. Hanya itu satu-satunya jawaban untuk bisa menjawab setiap pertanyaan manusia tentang kelahiran dan kematian. Hanya satu pula cara untuk menerima semuanya yaitu dengan “percaya”.
Tante, saya janji akan jagain Qnan seperti yang dulu sering tante minta ke saya.
Selamat jalan tante sayang.....